PEDOMAN KALAKARYA PENGEMBANGAN ORGANISASI
A.
LATAR BELAKANG
Pertumbuhkembangan IPTEK, sosial, ekonomi, lingkungan,
kependudukan dan transisi epidemiologi menimbulkan permasalahan yang harus
dihadapi organisasi kesehatan menjadi semakin luas dan kompleks. Permasalahan
tersebut terus berkembang sesuai percepatan perubahan yang terjadi.
Situasi yang akhir-akhir ini dialami
Indonesia membelajarkan kita bahwa permasalahan tidak tumbuh secara linier,
dimana banyak sekali hal-hal yang tidak pernah diduga sebelumnya.
Dengan demikian organisasi kesehatan dituntut untuk terus
menerus mempersiapkan dirinya mengantisipasi dan menyesuaikan diri dengan
perubahan. Pengalaman yang dialami berbagai organisasi di negara maju
menunjukkan bahwa hanya organisasi yang secara konsisten terus meningkatkan
dirinya melalui pengembangan organisasi yang dapat bertahan.
Pengembangan organisasi merupakan
proses ternecana untuk mengembangkan kemampuan organisasi dalam kondisi dan tuntutan lingkungan yang
selalu berubah, sehingga dapat mencapai kinerja yang optimal yang dilaksankan
oleh seluruh anggota organisasi.
Sasaran utama pengembangan organisasi adalah :
·
Peningkatan
efektivitas organisasi suatu sistem yang terbuka.
·
Mengembangkan
potensi terpendam dalam diri tiap anggota organisasi menjadi kemampuan
organisasi yang nyata.
·
Intervensi
keperilakukan dilaksanakan melalui kerjasama antara manajemen dengan para
anggota organisasi untuk menentukan cara yang lebih baik demi tercapainya
tujuan individu dalam organisasi dan tujuan organisasi secara keseluruhan.
Pengembangan organisasi yang efektif memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
1.
Merupakan
strategi terencana dalam mewujudkan perubahan organisasional, yang memiliki
sasaran jelas berdasarkan diagnosa yang tepat tentang permasalahan yang
dihadapi oleh organisasi.
2.
Merupakan
kolaborasi antara berbagai pihak yang akan terkena dampak perubahan yang akan
terjadi.
3.
Menekankan
cara-cara baru yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja seluruh organisasi
dan semua satuan kerja dalam organisasi.
4.
Mengandung
nilai humanistik dimana pengembangan potensi manusia menjadi bagian terpenting.
5.
Menggunakan
pendekatan komitmen sehingga selalu memperhitungkan pentingnya interaksi,
interaksi dan interdependensi antara berbagai satuan kerja sebagai bagian
integral di suasana yang utuh.
6.
Menggunakan
pendekatan ilmiah dalam upaya meningkatkan efektivitas organisasi.
Bila selama ini kita hanya mengenal
pembelajaran pada tingkat individu dan kelompok, maka perkembangan manajemen
telah mengenal pembelajaran organisasi (learning organization), yang secara
sederhana dapat diartikan sebagai : organisasi yang secara terus menerus
melakukan perubahan diri agar dapat mengelola pengetahuan lebih baik lagi,
memanfaatkan tekhnologi, memberdayakan sumber daya, dan memperluas area
belajarnya agar mampu bertahan di lingkungan yang selalu berubah.
Salah satu bentuk intervensi untuk
tercapainya kondisi tersebut adalah dengan dilaksanakannya Kalakarya
Pengembangan Organisasi yang melibatkan seluruh organisasi. Untuk memantapkan Kalakarya dalam rangka Pengembangan
Organisasi maka Pusdiklat Pegawai Depkes Ri menyusun Buku Pedoman Kalakarya
Pengembangan Organisasi di Dinas Kesehatan Dati II/Kabupaten Kota, yang dapat
dijadikan acuan dalam penyelenggaraan
Kalakarya Pengembangan Organisasi di Dinas Kesehatan Dati II/Kabupaten
Kota.
B. PENTINGNYA
KALAKARYA
Pentingnya organisasi melakukan kalakarya pengembangan
organisasi didasari oleh hal-hal sebagai berikut:
1.
Pelayanan
kesehatan harus berorientasi pada pasar dan mutu;
2.
Meningkatnya
kebutuhan pelatihan;
3.
Adanya
perbedaan karakteristik antar daerah, serta cepatnya perubahan yang terjadi,
menyebabkan daerah tidak dapat menggantungkan diri pada bantuan pusat. Dengan
demikian daerah dituntut untuk semakin mandiri dalam mengatasi kebutuhan dan
memecahkan masalahnya;
4.
Cepatnya
perubahan tersebut, menyebabkan setiap organisasi kesehatan harus segera
bertindak sebelum keadaan berubah kembali;
5.
Meskipun
akan banyak Kegiatan pelatihan yang dibutuhkan, proses pembelajaran jangan
sampai mengganggu aktifitas pelayanan.
6.
Merupakan
metode yang tepat untuk diterapkan sejalan dengan desentralisasi dan otonomi
penyelenggaraan diklat di kabupaten/kotamadya.
7.
Meningkatkan
kinerja
8.
Efisiensi
pelatihan
C. TUJUAN
KALAKARYA
Tujuan penerapan kalakarya
pengembangan oraganisasi adalah untuk memecahkan masalah yang terjadi pada
suatu organisasi/unit kerja.
D. TUJUAN
PEDOMAN
Pedoman ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi
berbagai organisasi atau unit kerja di lingkungan Dinas Kesehatan Dati
II/Kabupaten Kota untuk mengembangkan dan melaksanakan Kalakarya Pengembangan
Organisasi di tempat kerja masing-masing.
KONSEP DASAR KALAKARYA PENGEMBANGAN ORGANISASI
A. PENGERTIAN
Kalakarya pengembangan organisasi
merupakan salah satu metoda diklat yang ditujukan untuk meningkatkan dan
memelihara kinerja suatu unit kerja yang
ada di dalam organisasi yang dilakukan melalui paningkatan kemampuan individu
yang dilakukan oleh, di dan untuk
organisasi itu sendiri dengan atau tanpa bantuan dari luar, tanpa mengganggu
aktifitas pekerjaannya.
Secara operasional Kalakarya Pengembangan Organisasi adalah
suatu proses untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan :
1.
Dimana
nyatanya saat ini kita berada.
2.
Dimana
seharusnya kita berada.
3.
Bagaimana
cara kita mencapai tempat yang seharusnya dari tempat kita berada saat ini.
Dari pengertian tersebut jelas bahwa
Kalakarya Pengembangan Organisasi pada dasarnya adalah proses pemecahan
masalah-masalah organisasi. Sebagaimana proses pemecahan masalah pada umumnya,
maka proses ini juga merupakan suatu siklus spiral yang tak ada berhentinya.
B. PRINSIP
KALAKARYA
Dalam melaksanakan kalakarya secara
efektif dan efisien organisasi perlu mengacu pada beberapa prinsip sebagai
berikut:
1. Kemandirian
Karena perbedaan karakteristik
kebutuhan, setiap organisasi dituntut mampu menentukan kebutuhan pelatihan
serta melaksanakannya secara mandiri. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa
yang paling mengetahui pelatihan yang dibutuhkan oleh sumber daya manusia yang
bekerja di suatu organisasi adalah organisasi itu sendiri.
2. Difokuskan pada Kemampuan Pelaksanaan
Pekerjaan.
Upaya pelatihan difokuskan pada
peningkatan kemampuan petugas dalam melaksanakan pekerjaannya (Competency Based
Training). Baik pekerjaan sekarang maupun antisipasinya.
3. Mendekatkan dan
Menyegerakan Upaya Diklat.
Kebutuhan pelatihan sebuah unit
kerja relatif beda dengan unit kerja lainnya. Demikian juga, kebutuhan
pelatihan tiap petugas memiliki perbedaan karakteristik. Kebutuhan pelatihan
bersifat dinamis, selalu berubah sesuai permasalahan yang dihadapi dan tuntutan
pasar. Dengan demikian agar kebutuhan pelatihan setiap pegawai dapat dipenuhi,
maka Kegiatan pembelajaran harus berada sedekat mungkin dan secepat mungkin
dilakukan, sebelum permasalahan berkembang lebih besar
4. Dukungan
Pimpinan.
Agar kegiatan kalakarya dapat berlangsung secara efektif dan
efisien diperlukan dukungan pimpinan organisasi secara optimal. Pimpinan
bertanggung jawab dalam menentukan kebutuhan pelatihan bagi pegawainya,
menentukan cara/metoda peningkatan kemampuannya, pemanfaatan hasil pelatihannya, serta
dukungan prasarana, sarana dan anggaran.
5. Keterlibatan Petugas.
Agar para petugas mendukung upaya pembelajaran melalui
kalakarya, keterlibatan mereka dalam menentukan kebutuhan pelatihan, desain
pelatihan, pelaksanaan, dan evaluasi mutlak diperlukan.
6. Tidak Mengganggu Pelaksanaan Pekerjaan.
Tujuan kalakarya adalah untuk meningkatan kualitas petugas
dalam melakukan pekerjaannya, maka upaya pelatihan tersebut tidak boleh
mengganggu kelancaran kegiatan pelayanan atau pekerjaan.
7. Pembelajaran
Melekat pada Pekerjaan.
Proses pembelajaran pada kalakarya melekat pada pekerjaan
itu sendiri. Hal ini berarti upaya pembelajaran dilakukan bersamaan dengan
pelaksanaan pekerjaan.
8. Variasi
Teknik Pembelajaran.
Agar para petugas tidak jenuh dengan
berbagai pelatihan yang diikutinya, proses pembelajaran harus dilakukan secara
bervariasi. Beberapa contoh metoda yang dapat meningkatkan motivasi dan
partisipasi peserta kalakarya dapat berupa : tugas baca, studi kasus, diskusi,
simulasi, demonstrasi, dan sebagainya. Akan lebih baik lagi bila kegiatan
kalakarya ditunjang dengan berbagai peralatan seperti: audio tapes, video
tapes, komputer, dsb.
9. Memanfaatkan Sumber Daya yang Ada.
Agar tidak membebani organisasi,
seluruh siklus kalakarya dilaksanakan dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada.
Investasi prasarana dan sarana untuk pembelajaran ditingkatkan sejalan dengan
kemampuan dan kebutuhan organisasi, tanpa menutup bantuan nara sumber dari
luar.
10.
Menciptakan Iklim yang Kondusif untuk Pembelajaran.
Agar setiap pegawai terpacu untuk
selalu meningkatkan kemampuannya baik secara mandiri maupun dengan bantuan
orang lain, ciptakan suasana kondusif untuk pembelajaran. Sebagai contoh:
berikan penghargaan bagi mereka yang berprestasi; sediakan sarana belajar
seperti perpustakaan (bahan bacaan); berikan umpan balik bagi mereka yang
menurun prestasinya; tumbuhkan berbagai forum pembelajaran seperti kelompok
belajar; forum diskusi; luangkan waktu untuk memberikan bimbing teknis, dan
sebagainya.
Bab 3
LANGKAH-LANGKAHPELAKSANAAN KALAKARYA PENGEMBANGAN
ORGANISASI
A. FAKTOR-FAKTOR
PENYEBAB KEBUTUHAN KALAKARYA PENGEMBANGAN ORGANISASI
Beberapa faktor yang menyebabkan dibutuhkannya Kalakarya
Pengembangan Organisasi adalah :
1.
Undang-Undang
no. 22 tentang Pemeriontahan Daerah
2.
Beberapa
gejala yang mengindikasikan adanya kelemahan yang perlu diperbaiki melalui
kalakarya pengembangan organisasi, yaitu:
·
Banyak
terjadi kesalahan dalam pekerjaan
·
Tingginya
angka kecelakaan kerja
·
Banyak
terjadi keluhan pasien atau pelanggan
·
Terjadinya
pemborosan bahan/obat
3.
Bila
seorang pegawai atau tim memiliki kekurangan dalam pengetahuan atau
keterampilan atau sikap tertentu dalam pelaksanaan tugasnya
4.
Diantisipasi bahwa
beberapa waktu mendatang akan terjadi suatu perubahan atau
masalah, sehingga untuk menghadapi perubahan atau masalah tersebut seorang
pegawai atau tim kerja tertentu perlu dibekali pengetahuan, sikap dan
keterampilan tertentu.
Kebutuhan ini dapat
muncul pada situasi seperti berikut:
·
Adanya
pegawai baru yang belum berpengalaman
·
Adanya
perubahan prosedur kerja
·
Adanya
peraturan baru
B. LANGKAH-LANGKAH
KALAKARYA PENGEMBANGAN ORGANISASI
Kalakarya Pengembangan Organisasi
tidak akan dimulai tanpa seseorang atau beberapa orang merasakan adanya
gejala-gejala sakitnya organisasi. Penemuan ini biasanya lalu dikomunikasikan
kepada seluruh anggota organisasi. Bila kemudian timbul kesepakatan untuk
“mengobati” organisasi yang dimaksud, maka dimulailah langkah-langkah kalakarya
pengembangan orgnisasi.
Gambar diatas merupakan siklus dari
kalakarya pengembangan organisasi. Langkah pertama adalah diagnosis masalah
atau mengenali gejala-gejala sakitnya organisasi, dilanjutkan dengan
mendiagnosis (mengenali masalah) dan mnganalisis penyebab-penyebabnya, serta diakhiri dengan merumuskan dan
melaksanakan tindakan-tindakan terapi atau pemecahan masalah, yang disusul
dengan mengenali gejala-gejala baru, dan seterusnya.
Dari gambaran tersebut terlihat
bahwa kalakarya pengembangan merupakan kegiatan yang terus menerus dilakukan
sejalan dengan kebutuhan organisasi dalam meningkatkan kemampuan sumber daya
manusianya.
Adapun rincian dari masing-masing langkah kalakarya
pengembangan organisasi dapat dilihat pada uraian berikut ini:
1. LANGKAH
1 - ANALISIS MASALAH
Tahap awal dalam analisis masalah
adalah dengan melaksanakan kegiatan analisis manajemen. Hal ini mengingat bahwa
dalam melaksanakan analisis masalah harus dilakukan kegiatan diagnosis dan analisis terhadap semua unsur dalam organisasi.
Adapun analis manajemen terdiri dari kegiatan-kegiatan :
·
Analisis
Kebijaksanaan, yaitu menganalisis dan mendiagnosis tujuan (visi, misi)
organisasi, serta kebijaksanaan, strategi dan taktik dalam mencapai tujuan
tersebut;
·
Analisis
Organisasi, yaitu mendiagnosis dan menganalisis tugas pokok, pengelompokan
fungsi-fungsi, rentang kendali, dan lain-lain prinsip organisasi yang umumnya
tertuang dalam struktur organisasi.
·
Analisis
Jabatan, yaitu mendiagnosis dan menganalisis jabatan-jabatan dari segi uaraian
tugasnya, bebannya, persyaratannya, kualifikasi pejabatnya, dan lain-lain.
·
Analisis
Tatakerja, yaitu mendiagnosis dan menganalisis pedoman kerja, prosedur kerja,
tata kerja, peralatan kerja, sistem pelaporan kerja, dll.
Berdasarkan hasil-hasil analisis
manjemen yang telah dilaksanakan, akan dapat dirumuskan dimana letak kesalahan
(penyakitnya) atau masalahnya. Masalah-masalah yang ada/ditemukan kemudian diurutkan
berdasarkan prioritasnya dengan menggunakan pohon masalah. Dalam hal ini
diperlukan kemahiran dalam menggambarkan jaringan atau pohon masalah, sehingga
benar-benar dapat dikenali akar masalahnya.
2. LANGKAH 2 – ANALISIS PENYEBAB
MASALAH
Langkah kedua dalam kalakarya
pengembangan organisasi adalah analisis penyebab masalah. Setelah didapatkan
prioritas masalah maka dilakukan analisis penyebabnya dengan manggunakan pohon
faktor penyebab masalah.
3. LANGKAH – MERUMUSKAN PEMECAHAN MASALAH
Sambil membandingkan keadaan
sekarang dengan keadaan yang diingini, dirumuskanlah tindakan-tindakan
pemecahan masalah. Yaitu bagaimana cara mencapai keadaan yang diingini dari
titik landas keadaan saat ini.
Tindakan ini dapat berupa salah satu atau integrasi
dari alternatif-alternatif berikut :
a.
Mengubah
tujuan atau visi dan misi organisasi (bila perlu) dan atau kebijaksanaan,
strategi dan taktik untuk mencapai tujuan.
b.
Mengubah
struktur organisasi.
c.
Mengubah
susunan jabatan.
d.
Mengubah
pendayagunaan orang-orang.
e.
Mengubah
pedoman kerja, prosedur kerja, tatakerja, peralatan kerja, sistem pelaporan
kerja, dan lain-lain.
Setelah ditentukan pemecahan
masalah, maka dilakukan kegiatan-kegiatan terrencana (dengan jadwal waktu yang
tegas), sistematis, dan demokratis dalam rangka pemecahan masalah yang telah
ditetapkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar